Sesi 3 Struktur Organisasi
Selamat berjumpa kembali di Tutorial Online pada inisiasi ke-3 (tiga). Pada pertemuan kali ini akan membahas modul, yaitu Modul 3 dengan judul Struktur Organisasi.
Modul ini terdiri dari 4 kegiatan belajar yang membahas mengenai Konsep-konsep dasar desain organisasi, dasar-dasar dan pilihan desain, serta pilihan desain lanjutan. Setelah sesi ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang struktur organisasi.
Selamat belajar!
Catatan: Ini adalah rangkuman materi Sesi 3, Jawaban Diskusi & Tugas 1.
Untuk melihat daftar lengkap semua rangkuman modul (Sesi 1-8) dari mata kuliah ini dan mata kuliah lainnya, silakan kunjungi Halaman Indeks Utama.
→ Kunjungi Daftar Isi Lengkap di Sini
Rangkuman Materi Sesi 3: Struktur Organisasi
A. Konsep Dasar Desain Organisasi (KB 1)
Desain organisasi tidak sekadar menggambar kotak-kotak jabatan, tetapi merancang kerangka kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek kuncinya meliputi:
- Diferensiasi: Pembagian tugas/pekerjaan. Ada diferensiasi vertikal (tingkatan hierarki), horizontal (spesialisasi tugas/departemen), dan spasial (sebaran geografis).
- Integrasi: Upaya menyatukan kembali bagian-bagian yang terpisah agar berjalan selaras.
- Sentralisasi vs Desentralisasi: Menentukan di mana keputusan dibuat (di pusat atau disebar ke bawah).
- Formalisasi: Sejauh mana aturan dan prosedur dibakukan (SOP).
B. Dasar-Dasar dan Pilihan Desain (KB 2)
Henry Mintzberg mengidentifikasi 5 elemen dasar organisasi:
- Strategic Apex: Pimpinan puncak yang bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi.
- Middle Line: Manajer penghubung antara pimpinan dan operasional.
- Operating Core: Para pekerja yang melakukan pekerjaan dasar produksi atau layanan.
- Technostructure: Analis yang menstandarisasi proses kerja (misal: HRD, perencana).
- Support Staff: Unit pendukung yang memberikan layanan tidak langsung (misal: hukum, humas, kantin).
Pilihan desain dasar meliputi Struktur Sederhana (dominasi pimpinan), Birokrasi Mesin (dominasi teknostruktur/aturan), dan Birokrasi Profesional (dominasi keahlian operating core).
C. Pilihan Desain Lanjutan (KB 3)
- Struktur Divisional: Organisasi dibagi berdasarkan produk, pasar, atau geografis. Cocok untuk perusahaan besar dengan ragam produk/pasar (seperti Pertamina yang membagi Hulu dan Hilir).
- Struktur Matriks: Menggabungkan struktur fungsional dan divisional. Pegawai punya dua atasan (misal: manajer proyek dan manajer fungsi). Cocok untuk lingkungan kompleks yang butuh efisiensi sumber daya.
- Struktur Jaringan (Network): Organisasi inti kecil yang mengalihdayakan (outsource) fungsi-fungsi utamanya ke perusahaan lain. Sangat fleksibel dan adaptif.
Diskusi Sesi 3
Studi Kasus: Pertamina sebagai BUMN energi terbesar melakukan restrukturisasi dengan memangkas anak perusahaan dari 115 menjadi 12 dan membentuk sub-holding.
Pertanyaan: Silakan diskusikan dan jelaskan tentang desain sebuah organisasi PERTAMINA yang baik menurut pandangan anda!
Analisis Desain Organisasi Pertamina yang Efektif (Struktur Divisional - Holding Company)
Izin menanggapi diskusi. Berdasarkan teori desain organisasi (khususnya pandangan Mintzberg tentang struktur divisional) dan kasus restrukturisasi Pertamina, desain organisasi yang "baik" dan paling relevan adalah Struktur Divisional Berbasis Holding Company.
1. Mengapa Struktur Divisional?
Pertamina memiliki rantai bisnis yang sangat panjang dan beragam, mulai dari eksplorasi minyak (Hulu), pengolahan, distribusi BBM, hingga petrokimia dan energi baru terbarukan (Hilir). Menggunakan struktur fungsional biasa akan sangat lambat dan birokratis. Struktur divisional (membagi berdasarkan lini bisnis) memungkinkan setiap divisi fokus pada keahlian intinya.
2. Penerapan Konsep Sub-Holding
Langkah Pertamina memangkas 115 anak usaha menjadi 6 Sub-Holding (Upstream, Refining & Petrochemical, Commercial & Trading, Gas, Power & NRE, dan Integrated Marine Logistics) adalah langkah tepat untuk efisiensi.
Dalam teori organisasi, ini disebut "Strategic Business Unit" (SBU). Setiap Sub-Holding diberikan otonomi operasional (Desentralisasi) agar lebih lincah (agile) dalam mengambil keputusan bisnis tanpa harus menunggu birokrasi panjang dari induk (Holding).
3. Peran Induk (Holding) sebagai Strategic Apex
Dalam desain ini, Kantor Pusat Pertamina (Persero) berperan sebagai Strategic Holding. Tugasnya bukan lagi mengurusi operasional harian (seperti jualan bensin), tetapi fokus pada strategi korporasi jangka panjang, manajemen portofolio, dan sinergi antar anak usaha.
Kesimpulannya, desain organisasi Pertamina yang ideal adalah yang mampu menyeimbangkan antara kontrol strategis di pusat (Holding) dan kelincahan operasional di unit bisnis (Sub-Holding), sehingga jalur koordinasi lebih pendek dan duplikasi fungsi bisa dihilangkan.
Referensi: BMP FSAP4102 Modul 3 KB 3 (Struktur Divisional).
Tugas 1: Teori Organisasi
Soal 1: Jelaskan model teori organisasi, manajemen, dan perilaku organisasi di Kemendagri! Serta jelaskan ukuran efektivitas organisasinya.
Soal 2: Jelaskan alur pikir teori organisasi (klasik hingga saat ini) dan analisis Kemendagri dalam perspektif sistem (input, proses, output)!
Soal 3: Analisis desain organisasi Kemendagri dan jelaskan elemen-elemen utamanya!
Jawaban Soal 1: Konsep Dasar & Efektivitas
a. Model Teori Organisasi, Manajemen, dan Perilaku Organisasi di Kemendagri:
Kemendagri sebagai organisasi sektor publik (pemerintahan) menerapkan model Teori Organisasi Klasik (Birokrasi Weberian). Ciri utamanya adalah struktur hierarkis yang jelas, pembagian kerja yang spesifik (spesialisasi), dan operasional berdasarkan aturan formal (UU, Perpres).
- Manajemen: Fokus pada fungsi perencanaan kebijakan, pengorganisasian daerah, pengarahan kepala daerah, dan pengawasan (POAC) yang bersifat top-down.
- Perilaku Organisasi: Menekankan pada budaya kerja ASN yang berorientasi pelayanan publik (BerAKHLAK), kepatuhan pada regulasi, dan netralitas politik.
b. Ukuran Efektivitas Organisasi Sektor Publik (Kemendagri):
Berbeda dengan swasta yang berorientasi laba, efektivitas Kemendagri diukur menggunakan Pendekatan Konstituensi Strategis (kepuasan stakeholder utama: Presiden, Pemda, dan Masyarakat). Indikatornya meliputi:
- Stabilitas politik dalam negeri.
- Kualitas pelayanan administrasi kependudukan (e-KTP, KK).
- Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
- Kelancaran pelaksanaan otonomi daerah.
Jawaban Soal 2: Sejarah & Perspektif Sistem
a. Alur Pikir Teori Organisasi:
- Klasik (1900-1930): Fokus pada efisiensi mekanis (Taylor, Fayol, Weber).
- Neo-Klasik (1930-1960): Fokus pada aspek manusia/psikologis (Elton Mayo).
- Modern/Sistem (1960-sekarang): Memandang organisasi sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan.
- Post-Modern: Organisasi yang cair, fleksibel, dan berbasis jaringan.
b. Analisis Sistem Kemendagri:
- Input: Anggaran (APBN), SDM (ASN), Infrastruktur, Data Kependudukan, Aspirasi Daerah, Regulasi (UUD 1945).
- Boundary Spanning Units: Unit yang berinteraksi dengan lingkungan luar, seperti Humas, Pusat Fasilitasi Kerjasama, dan Badan Litbang (menyerap aspirasi/riset).
- Proses (Transformasi): Perumusan kebijakan, rapat koordinasi, bimbingan teknis ke Pemda, pengawasan inspektorat, pengelolaan data sipil.
- Output: Kebijakan Otonomi Daerah, Dokumen Kependudukan (KTP/KK), SK Kepala Daerah, Stabilitas Pemerintahan, Laporan Keuangan Daerah.
Jawaban Soal 3: Struktur & Elemen Organisasi
a. Analisis Desain Organisasi Kemendagri:
Kemendagri menggunakan Struktur Birokrasi Fungsional. Organisasi dibagi berdasarkan fungsi-fungsi spesifik (Direktorat Jenderal) yang masing-masing menangani bidang keahlian tertentu (misal: Ditjen Otonomi Daerah, Ditjen Dukcapil, Ditjen Bina Keuangan Daerah). Desain ini memiliki formalisasi tinggi (banyak aturan), sentralisasi kebijakan di pusat, namun desentralisasi pelaksanaan ke daerah.
b. Elemen Utama Organisasi (Teori Mintzberg) pada Kemendagri:
- Strategic Apex: Menteri Dalam Negeri & Wakil Menteri (Penentu arah kebijakan).
- Middle Line: Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal (Penghubung kebijakan ke operasional).
- Operating Core: Pegawai teknis di dinas-dinas, petugas Dukcapil, analis kebijakan (Pelaksana layanan langsung).
- Technostructure: Bappeda, Biro Hukum, Badan Litbang (Perancang standar/aturan).
- Support Staff: Biro Umum, Kepegawaian, Keuangan (Pendukung operasional).
Analisis Desain Kabinet: Kabinet Indonesia Kerja/Maju mencerminkan desain yang lebar (span of control luas) di mana Presiden membawahi banyak Menteri. Kemendagri sebagai kementerian "Triumvirat" (utama) memiliki struktur yang sangat gemuk dan kompleks karena harus mengurusi seluruh wilayah Indonesia.