Sesi 5: Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Bagaimana kabarnya saudara-saudara? Semoga masih semangat dan tetap sehat untuk mengikuti sesi tuton ke-5 dengan materi Pancasila sebagai Sistem Filsafat.
Pada sesi ini Anda akan mempelajari tentang Sistem Filsafat dan Menganalisis Pancasila sebagai Sistem Filsafat.
Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti sesi ini, Saudara diharapkan mampu untuk menganalisis Pancasila sebagai sistem filsafat. Adapun capaian pembelajaran khusus setelah mempelajari sesi ini ialah sebagai berikut:
- Mahasiswa mampu menjelaskan sistem filsafat
- Mahasiswa mampu menganalisis makna Pancasila sebagai sistem filsafat
Untuk membantu Saudara dalam memahami materi, silakan pelajari BMP MKWN4110 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Modul 5 KB 1 dan 2. Saudara Mahasiswa juga dapat mengakses Materi Inisasi untuk menambah pemahaman materi pada sesi ini. Selain itu, Saudara juga diharapkan untuk aktif dalam sesi diskusi dan mengerjakan tes formatif untuk mengasah pemahaman Saudara pada sesi ini.
Pada sesi ini Saudara diwajibkan untuk mengerjakan Tugas Tutorial ke-2. Mohon kerjakan tugas dengan baik dan menerapkan nilai kejujuran untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Mahasiswa yang jawabannya terindikasi plagiat dan menggunakan AI akan diberi nilai minimal hingga 0.
Silakan berdoa terlebih dahulu sebelum memulai Tuton hari ini. Selamat belajar dan sukses selalu!
Catatan: Ini adalah rangkuman materi Sesi 5.
Untuk melihat daftar lengkap semua rangkuman modul (Sesi 1-8) dari mata kuliah ini dan mata kuliah lainnya, silakan kunjungi Halaman Indeks Utama.
→ Kunjungi Daftar Isi Lengkap di Sini
Rangkuman Materi Sesi 5: Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Berikut adalah rangkuman gabungan dari materi inisiasi 5, materi pengayaan, dan jurnal pendukung tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat:
A. Pengertian Sistem Filsafat
Secara etimologis, "filsafat" berasal dari bahasa Yunani "Philosophia," yang berarti "cinta kebijaksanaan". Filsafat adalah studi tentang pertanyaan mendasar mengenai keberadaan, pengetahuan, nilai, dan akal.
Sebuah "sistem" adalah kumpulan gagasan, bagian, atau ajaran yang saling berkaitan secara terkoordinasi, utuh, dan memiliki tujuan bersama. Dengan demikian, sistem filsafat adalah kumpulan ajaran atau gagasan filosofis yang saling terkait secara logis dan utuh (koheren) untuk membentuk suatu pandangan dunia (Weltanschauung) yang komprehensif.
B. Ciri-Ciri Berpikir Filsafat
Berpikir secara filsafat memiliki karakteristik yang khas, di antaranya:
Radikal: Menggali pertanyaan sampai ke akarnya (radix) atau hakikat yang paling mendasar.
Universal: Pemikirannya bersifat menyeluruh, tidak terbatas pada satu aspek saja, dan mencari kebenaran umum.
Sistematis: Berpikir secara runtut, logis, dan terstruktur.
Koheren: Antara satu gagasan dengan gagasan lainnya tidak saling bertentangan (konsisten).
Komprehensif: Memandang realitas atau persoalan secara utuh dari berbagai sudut.
C. Mengapa Pancasila adalah Sistem Filsafat?
Pancasila memenuhi syarat sebagai sistem filsafat karena ia bukan sekadar kumpulan nilai yang terpisah. Para pendiri bangsa, khususnya Soekarno, menggagas Pancasila sebagai Philosophische Grondslag (dasar filsafat negara) dan Weltanschauung (pandangan hidup bangsa).
Sebagai Philosophische Grondslag: Pancasila adalah dasar filsafat negara, artinya ia menjadi landasan filosofis dan sumber dari segala sumber hukum yang mengatur kehidupan bernegara di Indonesia.
Sebagai Weltanschauung: Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang bersifat praktis, berisi nilai-nilai yang telah ada dan digali dari budaya serta pengalaman bangsa Indonesia.
Secara akademis, Pancasila dapat dikaji melalui dua pendekatan:
1. Genetivus Objectivus: Pancasila dijadikan sebagai objek yang dikaji oleh aliran filsafat lain (misalnya, dikaji dari kacamata eksistensialisme atau aristoteles).
2. Genetivus Subjectivus: Pancasila dijadikan sebagai subjek atau kacamata untuk menilai dan mengkritisi aliran filsafat lain, serta menjadi dasar bagi pembangunan nasional dan sistem politik.
D. Tiga Landasan Filsafat Pancasila
Sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki tiga landasan utama yang menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental:
1. Landasan Ontologis (Tentang "Hakikat")
Menjawab pertanyaan "Apa hakikat dari sila-sila Pancasila?" Hakikatnya adalah manusia. Manusia Indonesia dipandang sebagai makhluk monopluralis (satu kesatuan yang jamak), yaitu hakikatnya terdiri dari susunan kodrat (jiwa-raga), sifat kodrat (makhluk individu-sosial), dan kedudukan kodrat (makhluk pribadi-makhluk Tuhan).
2. Landasan Epistemologis (Tentang "Sumber")
Menjawab pertanyaan "Dari mana sumber pengetahuan Pancasila?" Jawabannya adalah nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman empiris dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Contoh: Sila Ketuhanan digali dari pengalaman hidup beragama, Sila Kerakyatan digali dari budaya musyawarah (seperti "bulek kato dek mufakat" di Minangkabau), dan Sila Keadilan digali dari sikap gotong royong.
3. Landasan Aksiologis (Tentang "Nilai")
Menjawab pertanyaan "Apa nilai dan kegunaan Pancasila?" Pancasila berfungsi sebagai pedoman etika, hukum, dan politik. Setiap sila mengandung kualitas nilai yang luhur:
- Sila 1: Nilai spiritualitas, monoteis, dan kekudusan.
- Sila 2: Nilai martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
- Sila 3: Nilai solidaritas, cinta tanah air, dan kesetiakawanan.
- Sila 4: Nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan jiwa besar.
- Sila 5: Nilai kepedulian, keadilan distributif, legal, dan komutatif, serta gotong royong.
E. Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Kekuatan terbesar Pancasila sebagai sistem filsafat adalah sila-silanya tidak dapat dipisahkan. Menurut Notonagoro, sila-sila ini merupakan kesatuan organis yang bersifat hierarkis piramidal. Artinya, Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) adalah sila puncak yang menjiwai dan melandasi keempat sila lainnya. Sila Kedua menjiwai Sila Ketiga, Keempat, dan Kelima, dan begitu seterusnya. Sila-sila ini saling mengisi dan mengkualifikasi satu sama lain.
Diskusi Sesi 5
Pancasila disebut sebagai sistem filsafat karena sila-silanya merupakan satu kesatuan yang utuh, saling terkait, dan tidak bisa dipisahkan. Menurut Anda, bagaimana kesatuan sila-sila Pancasila ini dapat menjadi dasar bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan politik? Berikan contoh dan sumber referensi yang valid!
Selamat berdiskusi!
Tugas 2
Pengantar:
Dalam perkuliahan ini kita telah mempelajari Pancasila dari tiga sisi utama, yaitu sebagai Dasar Falsafah Negara, Ideologi Negara, dan Sistem Filsafat. Ketiga sudut pandang ini sama-sama penting untuk memahami Pancasila secara utuh.
Pada Tugas 2 ini Anda diminta untuk menganalisis perbandingan ketiganya sekaligus memberikan contoh penerapannya dalam kehidupan nyata.
Petunjuk Pengerjaan:
1. Buatlah analisis perbandingan dari Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara, Ideologi Negara, dan Sistem Filsafat yang menjelaskan:
- Definisi dari Pancasila pada masing-masing sisi.
- Fokus utama atau ciri khas dari setiap sisi.
- Contoh penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari atau kebijakan negara.2. Anda boleh menyajikan analisis perbandingan tersebut dalam bentuk:
- Tabel perbandingan, atau
- Infografis/poster digital, atau
- Mind map/diagram kreatif.3. Pastikan karya Anda menunjukkan pemahaman, analisis, dan kreativitas, bukan sekadar menyalin isi modul.
4. Sertakan minimal 1 referensi (misalnya modul, buku, artikel, atau berita relevan).