Sesi 7 Tata Kelola Permodalan Korporasi

Sesi 7 Tata Kelola Permodalan Korporasi

"Halo, selamat berjumpa kembali rekan-rekan mahasiswa di Sesi ke-7 Tutorial Online mata kuliah Corporate Governance.

Saya harap Anda semua dalam kondisi sehat dan tetap semangat, karena kita sudah memasuki minggu-minggu terakhir tutorial.

Pada sesi ke-7 ini, kita akan membahas topik yang sangat krusial, yaitu Tata Kelola Permodalan Korporasi. Kita akan mempelajari bagaimana struktur modal perusahaan dibentuk, peran pemegang saham institusional, hingga teori-teori pendanaan seperti Trade-off Theory dan Signaling Theory.

Tujuan pembelajaran sesi ini adalah agar Anda mampu menganalisis bagaimana tata kelola yang baik diterapkan dalam keputusan permodalan dan investasi perusahaan.

Jangan lupa, di sesi ini ada Tugas 3 yang wajib dikerjakan. Saya tunggu partisipasi aktif Anda di forum diskusi. Selamat belajar!"

Selamat bertemu kembali di Kelas Tuton Mata Kuliah FSAB4104/Corporate Governance. Semoga semua dalam keadaan sehat.

Pada pertemuan ke-7 ini, Materi yang dipelajari berkaitan dengan Tata Kelola Permodalan Korporasi. Sebelum mengikuti diskusi sesi ke-7 ini, Anda disarankan untuk membaca dan memahami Buku Materi Pokok (BMP) FSAB4104 Modul 7.

Pada sesi ke-7 ini para peserta tutorial diwajibkan untuk mengerjakan Tugas 3.

Catatan: Ini adalah rangkuman materi Sesi 7 & Tugas 3.
Untuk melihat daftar lengkap semua rangkuman modul (Sesi 1-8) dari mata kuliah ini dan mata kuliah lainnya, silakan kunjungi Halaman Indeks Utama.

→ Kunjungi Daftar Isi Lengkap di Sini

Rangkuman Materi Sesi 7: Tata Kelola Permodalan (Modul 7)

A. Konsep Permodalan Korporasi

Modal adalah darah bagi perusahaan yang menentukan keberlangsungan operasional dan kestabilan keuangan. Tata kelola permodalan merupakan elemen penting dari manajemen risiko perusahaan.

  • Sumber Internal: Laba ditahan (retained earnings) dan akumulasi penyusutan.
  • Sumber Eksternal:
    • Modal Sendiri (Ekuitas): Saham Biasa (hak suara, risiko tinggi) dan Saham Preferen (prioritas dividen, pendapatan tetap).
    • Modal Asing (Utang): Utang jangka pendek hingga panjang (obligasi, leasing, hipotik).

B. Peran Strategis dalam Permodalan

  1. Kepemilikan Institusional: Kepemilikan saham oleh institusi (bank, asuransi, dana pensiun) dianggap sebagai investor yang sophisticated. Kehadiran mereka meningkatkan pengawasan (monitoring), transparansi, dan akuntabilitas manajemen.
  2. Peran Direksi: Direksi bertindak sebagai pengambil keputusan strategis terkait kebijakan struktur modal (berapa banyak utang vs saham) dan keputusan investasi. Mereka bertanggung jawab penuh atas risiko yang diambil.

C. Teori Struktur Modal

  • Trade-Off Theory: Perusahaan menyeimbangkan manfaat utang (penghematan pajak/tax shield) dengan biaya utang (risiko kebangkrutan/financial distress). Struktur modal optimal tercapai saat keseimbangan ini maksimal.
  • Signaling Theory: Keputusan pendanaan (misal: menerbitkan utang baru) adalah sinyal yang dikirim manajer kepada pasar untuk mengurangi asimetri informasi. Utang bisa menjadi sinyal bahwa perusahaan optimis mampu membayar di masa depan.

Diskusi Sesi 7

Wacana: Dewan Komisaris yang baik akan meminimalkan terjadinya financial distress. Ukuran Dewan Komisaris yang terlalu tinggi akan mengurangi keefektifan kinerja... Keefektifan peran dewan dapat ditingkatkan melalui pengawasan oleh Komisaris Independen.

Soal: Berikan pandangan Anda tentang wacana di atas!


Tugas 3: Corporate Governance (Studi Kasus BUMN)

Mengacu pada wacana peran BUMN dalam perekonomian nasional (sebagai penyeimbang, perintis, dan sumber pendapatan negara), jawablah pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana peran dewan direksi BUMN dalam memastikan tercapainya tujuan perusahaan sekaligus mendukung kepentingan negara?
  2. Apa saja kriteria ideal dalam pemilihan anggota dewan komisaris BUMN agar tercapai GCG?
  3. Bagaimana hubungan kerja antara dewan direksi dan dewan komisaris dalam mengawasi operasional BUMN?
  4. Menurut Anda, karakteristik apa yang harus dimiliki seorang direktur utama BUMN agar mampu menyeimbangkan kepentingan bisnis dan kepentingan publik?

Komen aja dulu siapa tau akrab! Kebijakan Komentar