Sesi 6 Organisasi, Konflik dan Kekuasaan
Selamat berjumpa kembali di Tutorial Online pada inisiasi ke 6 (enam), yang akan di bahas pada pertemuan kali membahas modul 7, saya wajibkan anda membaca modulnya, setelah mebaca modulnya silahkan anda berdiskusi pada ruang yang sudah disediakan.
Permainan politik dalam organisasi menurut pandangan para manajer adalah hal yang umum terjadi. Definisi politk adalah berbagai macam kegiatan proses menentukan dan cara mencapai tujuan dan kebijakan. Politik organisasi didefinisikan sebagai kegiatan - kegiatan mengejar, mengembangkan, dan menggunakan kekuasaan dan sumber - sumber yang lain untuk meraih sesuatu yang diinginkan oleh organisasi ketika tidak ada kepastian atau kesepakatan tentang pilihan - pilihan yang perlu diambil. Implikasi penggunaan politik dalam organisasi adalah adanya otonomi yang lebih besar dari para pengambil keputusan dalam memilih domain organisasinya, desain strukturnya, jenis produk dan teknologi yang akan digunakannya. Setiap orang dalam organisasi memiliki potensi untuk berkuasa, tergantung dengan sumber kekuasaan yang dimilikinya. Ada beberapa sumber kekuasaan, yaitu reward power, coercive power, legitimate power, referent power, dan expert power.
Sudah menjadi pandangan umum bahwa konflik dalam organisasi tidak bisa dihindari. Konflik diberi pengertian sebagai pertentangan yang terjadi ketika kepentingan salah satu kelompok dihalang - halangi atau disingkirkan oleh kepentingan kelompok lain. Selamat mempelajari lebih jauh modul berikut. Semangat....
Rumusan Capaian Pembelajaran setelah mempelajari materi Sesi 6:
Secara umum, mahasiswa mampu mengenal dan memahami tentang organisasi, dan setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami organisasi, kekuasaan, dan konflik organisasi secara khusus.
Salam,
Tutor.
Catatan: Ini adalah rangkuman materi Sesi 6.
Untuk melihat daftar lengkap semua rangkuman modul (Sesi 1-8) dari mata kuliah ini dan mata kuliah lainnya, silakan kunjungi Halaman Indeks Utama.
→ Kunjungi Daftar Isi Lengkap di Sini
Rangkuman Materi Sesi 6: Kekuasaan, Politik, dan Konflik (Modul 7)
Modul ini membahas tiga konsep yang saling terkait erat dalam kehidupan organisasi: kekuasaan, politik, dan konflik. Ketiganya adalah fenomena yang wajar dan tak terhindarkan dalam organisasi.
A. Kekuasaan (Power)
Kekuasaan adalah kemampuan (potensi) yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar bertindak sesuai dengan keinginannya. Kekuasaan berbeda dengan wewenang (authority), di mana wewenang adalah hak formal yang melekat pada suatu jabatan (kekuasaan yang sah).
Terdapat lima sumber utama kekuasaan yang dikemukakan oleh French dan Raven:
1. Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power):
Kekuasaan yang bersumber dari kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan atau penghargaan (seperti gaji, bonus, promosi) kepada orang lain atas kepatuhannya.
2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power):
Kekuasaan yang bersumber dari kemampuan seseorang untuk memberikan hukuman atau sanksi (seperti teguran, denda, penurunan pangkat) jika orang lain tidak patuh.
3. Kekuasaan Sah (Legitimate Power):
Kekuasaan yang diperoleh secara formal berdasarkan posisi atau jabatan seseorang dalam hierarki organisasi (misalnya, kekuasaan seorang manajer atas bawahannya).
4. Kekuasaan Panutan (Referent Power):
Kekuasaan yang bersumber dari karisma, kepribadian, atau daya tarik seseorang yang membuat orang lain kagum, hormat, dan ingin menirunya. Ini adalah kekuasaan yang bersifat personal.
5. Kekuasaan Keahlian (Expert Power):
Kekuasaan yang bersumber dari pengetahuan, keterampilan, atau keahlian khusus yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu, yang sangat dibutuhkan oleh organisasi.
B. Politik Organisasi
Politik organisasi adalah berbagai kegiatan atau taktik yang digunakan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menggunakan kekuasaan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Politik sering muncul dalam situasi di mana terdapat ketidakpastian atau ketidaksepakatan tentang pilihan yang harus diambil.
Implikasi dari adanya politik adalah para pengambil keputusan memiliki otonomi lebih besar untuk memilih domain organisasi, struktur, teknologi, dan produk yang akan digunakan, berdasarkan kemampuan mereka menggunakan kekuasaan.
C. Konflik Organisasi
Konflik adalah pertentangan yang terjadi ketika kepentingan, tujuan, atau nilai-nilai dari satu pihak (individu atau kelompok) dihalangi, dilawan, atau disingkirkan oleh pihak lain. Ada tiga pandangan utama mengenai konflik dalam organisasi:
1. Pandangan Tradisional:
Pandangan ini menganggap semua konflik adalah hal yang buruk, negatif, merusak, dan harus dihindari. Konflik dianggap sebagai tanda adanya kegagalan dalam manajemen.
2. Pandangan Hubungan Manusia (Human Relations):
Pandangan ini menganggap konflik adalah sesuatu yang wajar, alami, dan tidak terhindarkan (inevitable) dalam interaksi manusia di organisasi. Pandangan ini menyarankan kita untuk menerima konflik.
3. Pandangan Interaksionis (Interactionist):
Ini adalah pandangan modern. Pandangan ini menganggap konflik tidak hanya wajar, tetapi juga perlu dan penting bagi organisasi. Organisasi yang terlalu tenang dan harmonis cenderung menjadi statis, apatis, dan tidak inovatif. Konflik yang sehat (fungsional) justru diperlukan untuk merangsang kreativitas, inovasi, dan perubahan.
Pandangan Interaksionis inilah yang membedakan dua jenis dampak konflik, yaitu:
- Konflik Fungsional (Baik): Konflik yang bersifat konstruktif, mendukung tujuan organisasi, dan meningkatkan kinerja. Contoh: Debat sehat mengenai cara terbaik memasarkan produk baru.
- Konflik Disfungsional (Buruk): Konflik yang bersifat destruktif (merusak), menghambat pencapaian tujuan, dan menurunkan kinerja. Contoh: Pertengkaran antar departemen yang berujung pada sabotase kerja.
Diskusi Sesi 6
Konflik Partai Demokrat, Sejumlah Kader Protes AHY hingga Bakar Atribut di NTT...
Diskusikan apa baik dan buruknya konflik di suatu organisasi?