Selamat berjumpa kembali di Tutorial Online pada inisiasi ke 5 (lima), yang akan di bahas pada pertemuan kali membahas modul 6, modul ini saya wajibkan anda membaca modulnya, setelah membaca modulnya silahkan anda berdiskusi pada ruang yang sudah disediakan.
Organisasi besar umumnya menggunakan strategi ganda dalam usaha mencapai tujuan. Strategi dirumuskan sesuai dengan tingkatan organisasi, yaitu pada level fungsional, bisnis dan level korporasi. Selamat Belajar, jangan lupa baca Modulnya hingga selesai.
Capaian Pembelajaran:
Secara umum, setelah mempelajari modul matakuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisa organisasi dan hubungan organisasi dengan lingkungannya. Sedangkan secara khusus, mahasiswa mampu menjelaskan Strategi.
Salam, Tutor.
Catatan: Ini adalah rangkuman materi Sesi 5.
Untuk melihat daftar lengkap semua rangkuman modul (Sesi 1-8) dari mata kuliah ini dan mata kuliah lainnya, silakan kunjungi Halaman Indeks Utama.
Rangkuman Materi Sesi 5: Strategi Organisasi (Modul 6)
Berikut adalah rangkuman dari materi inisiasi 5 (Modul 6) berdasarkan file "Materi 5 Strategi Organisasi.pptx":
A. KB 1: Perencanaan, Strategi dan Tujuan
Ada tiga komponen penting dalam strategi organisasi, yaitu Perencanaan strategi, Tujuan strategi, dan Strategi organisasi itu sendiri. Proses penyusunan strategi menurut William P. Anthony (1985) memiliki beberapa tahapan:
- Analisis dan prediksi lingkungan - Analisis konsumen dan pasar - Premis-premis perencanaan strategis - Penilaian kondisi internal organisasi - Pengembangan misi - Strategi dan Tujuan - Operasionalisasi rencana
B. KB 2: Jenis, Klasifikasi, dan Dampak Strategi
Ada beberapa pandangan teoritisi organisasi terhadap strategi yang penting untuk dipelajari, di antaranya dari:
- Alfred Chandler - Raymond Miles & Charles Snow - Michael E. Porter
Strategi umumnya dibuat dalam tiga tingkatan organisasi:
1. Level Fungsional: Strategi di tingkat departemen (misal: strategi pemasaran, strategi SDM). 2. Level Bisnis: Strategi di tingkat unit bisnis (bagaimana bersaing di satu pasar tertentu). 3. Level Korporasi: Strategi di tingkat perusahaan induk (bisnis apa yang akan kita masuki atau tinggalkan).
C. KB 3: Perspektif Strategi dan Kegagalan
Ada beberapa aliran (perspektif) dalam memandang proses perumusan strategi:
- Aliran Desain (the Design School): Memandang strategi sebagai proses pencocokan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang eksternal. - Aliran Perencanaan (the Planning Schools): Memandang strategi sebagai proses formal, sistematis, dan terencana (top-down). - Aliran Entreprenual (the Entrepreneurial schools): Memandang strategi sebagai proses visi dan intuisi dari seorang pemimpin (entrepreneur).
Sebuah strategi organisasi dapat gagal dilaksanakan jika:
- Visi dan misi tidak dapat dijabarkan dengan baik. - Terjadi ketidaksesuaian antara strategi dengan tujuan organisasi. - Terjadi ketidaksesuaian antara strategi dengan alokasi sumber daya. - Umpan balik yang diterima terlalu taktis (kurang strategis).
Diskusi Sesi 5
Fokus Penuhi Kebutuhan Nasabah, Bank Mandiri Sabet Penghargaan Marketing Company of the Year 2023 versi AMF...
Berikan penjelasan tiga jenis strategi yang Bank Mandiri lakukan sesuai dikemukakan oleh Porter jika dihubungkan dengan core competence Bank Mandiri. Lalu bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan strategi analyzer yang dikembangkan oleh Miles dan Snow! Apakah ada persamaan diantara keduanya? Berikan Penjelasan.
Izin berpendapat,
Berdasarkan artikel dan materi Modul 6 (KB 2) mengenai strategi Porter serta Miles & Snow, berikut adalah analisis strategi Bank Mandiri:
A. Tiga Strategi Generik Porter di Bank Mandiri
Michael E. Porter mengemukakan tiga strategi generik untuk bersaing. Bank Mandiri, sebagai bank besar, tidak hanya menggunakan satu, tetapi mengkombinasikan ketiganya di segmen yang berbeda:
1. Keunggulan Biaya (Cost Leadership):
Strategi ini fokus pada efisiensi untuk menjadi produsen berbiaya rendah. Core competence Bank Mandiri di sini adalah skala ekonomi (scale) dan teknologi digital. Dengan basis nasabah yang sangat besar dan adopsi super-app Livin' by Mandiri, Bank Mandiri berhasil menekan biaya operasional secara masif (misalnya, mengurangi biaya operasional cabang fisik, teller, dan proses manual). Efisiensi ini memungkinkan mereka menawarkan biaya layanan yang kompetitif kepada jutaan nasabah ritel.
2. Diferensiasi (Differentiation):
Strategi ini fokus membuat produk/layanan yang unik sehingga dipersepsikan superior oleh pelanggan. Core competence Bank Mandiri adalah brand image (reputasi) dan ekosistem digital terintegrasi.
- Brand: Sebagai bank BUMN "plat merah" terbesar, ia memiliki diferensiasi dalam hal kepercayaan dan keamanan, terutama bagi nasabah korporat besar dan BUMN lain.
- Ekosistem: Bank Mandiri menciptakan diferensiasi yang kuat melalui Livin' (untuk ritel) dan Kopra (untuk korporat). Mereka tidak hanya menjual tabungan, tetapi solusi finansial terpadu (investasi, lifestyle, pembayaran) dalam satu aplikasi.
3. Fokus (Focus):
Strategi ini fokus melayani satu segmen pasar (niche) secara spesifik. Core competence Bank Mandiri adalah keahlian di segmen korporat (wholesale). Meskipun melayani ritel, kekuatan historis Mandiri adalah di pembiayaan korporasi besar dan BUMN. Mereka memiliki produk, analis, dan manajer relasi yang sangat terspesialisasi (fokus) untuk melayani kebutuhan unik segmen ini, yang tidak bisa disaingi oleh bank ritel kecil.
B. Perbandingan dengan Strategi Analyzer (Miles & Snow)
Strategi "Analyzer" dari Miles dan Snow adalah tipe organisasi yang beroperasi di dua sisi: di satu sisi ia **bertahan (Defender)** di pasar intinya yang sudah mapan, dan di sisi lain ia **mengamati (Analyze)** para inovator (Prospector) dan secara hati-hati mengadopsi ide-ide baru yang terbukti berhasil.
Apakah Ada Persamaan? Ya, Sangat Jelas.
Strategi Bank Mandiri (kombinasi Porter) adalah **contoh sempurna dari strategi Analyzer**. Persamaannya adalah:
1. Sisi Bertahan (Defender):
Bank Mandiri *bertahan* di pasar intinya (Core Competence) yaitu segmen korporat (wholesale). Di sini, mereka menerapkan strategi Fokus (Focus) dan Keunggulan Biaya (Cost Leadership). Mereka efisien, stabil, dan tidak banyak mengambil risiko, layaknya seorang Defender yang menjaga bentengnya.
2. Sisi Menganalisis & Menyerang (Analyzer/Prospector):
Bank Mandiri *menganalisis* pasar ritel yang diserang oleh bank digital dan fintech (para Prospector). Mereka tidak diam. Mereka merespons dengan meluncurkan Livin' by Mandiri. Di sini, mereka menerapkan strategi Diferensiasi (Differentiation) untuk meniru dan bahkan melampaui inovasi para Prospector tersebut.
Kesimpulan:
Strategi Analyzer (Miles & Snow) adalah *bagaimana* Bank Mandiri berperilaku di pasar (bertahan di satu sisi, inovasi di sisi lain). Sedangkan strategi Porter (Cost Leadership, Differentiation, Focus) adalah *apa* yang mereka lakukan untuk menjalankan perilaku Analyzer tersebut di masing-masing segmen pasarnya.
Tugas 2
Kasus PT PLN (Persero)
...PLN berkomitmen menjalankan transisi energi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia... searah dengan visi Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yang juga menuju swasembada energi berkelanjutan... Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar, mencapai 13,8 terawatt (TW)... PLN telah merancang pengembangan kapasitas energi terbarukan hingga 75 Gigawatt (GW) pada tahun 2040... merancang pembangunan jaringan transmisi listrik bertajuk Green Enabling Transmission Line sepanjang 70 ribu kilometer sirkuit (kms)... menyiapkan teknologi Smart Grid...
Pertanyaan:
1. Kita dalam suatu organisasi PLN membutuhkan tujuan. Menurut Etzioni ada beberapa fungsi tujuan dan jenisnya:
a. Jelaskan fungsi tujuan menurut Etzioni bagi PLN (Skor 20)
b. Jenis-jenis tujuan dan aplikasi nyata dalam organisasi PLN (Skor 20)
2. Setiap organisasi perlu menetapkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi PLN
a. Jelaskan pengertian strategi secara umum di PLN (Skor 15)
b. Jelaskan mengapa strategis setiap organisasi berbeda-beda. Sebutkan startegi PLN (Skor 15)
3. Untuk membuat strategi organisasi PLN berlangsung dengan baik sesuai tujuan organisasi. Terdapat beberapa persfektif startegi.
a. Aliran perencanaan, jelaskan persektif ini dan contoh dalam kehidupan sehari-hari di PLN (Skor 15)
b. Aliran entrepreneurial, jelaskan dan berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari di PLN (Skor 15)
Berikut adalah jawaban untuk Tugas 2 (Kasus PT PLN):
1. Fungsi dan Jenis Tujuan (Etzioni) pada PLN
a. Fungsi Tujuan (Etzioni) bagi PLN:
Menurut Etzioni, tujuan organisasi memiliki beberapa fungsi penting. Dalam konteks PLN, fungsi-fungsi tersebut adalah:
- Fungsi Legitimasi: Tujuan PLN (mendukung visi Presiden, transisi energi, swasembada energi) berfungsi untuk melegitimasi keberadaan PLN di mata pemerintah dan masyarakat. Ini memberikan justifikasi yang kuat mengapa PLN berhak mendapatkan dukungan, pendanaan, dan mandat untuk menjalankan proyek-proyek besar (seperti "Green Enabling Transmission Line").
- Fungsi Orientasi: Tujuan "mencapai pertumbuhan ekonomi 8%" dan "pengembangan kapasitas EBT 75 GW" memberikan arah (orientasi) yang jelas bagi seluruh jajaran organisasi. Semua departemen, dari perencanaan (Evy Haryadi) hingga operasional, tahu ke mana arah perusahaan bergerak dan apa yang menjadi prioritas.
- Fungsi Standar Kinerja: Tujuan yang terukur seperti "75 GW EBT pada 2040" atau "70.000 kms transmisi" berfungsi sebagai standar atau tolok ukur. Kinerja manajemen PLN dapat dievaluasi berdasarkan seberapa jauh mereka berhasil mencapai angka-angka (tujuan) tersebut.
- Fungsi Motivasi: Visi besar seperti "swasembada energi berkelanjutan" dan "katalisator pertumbuhan ekonomi" berfungsi sebagai alat motivasi. Ini memberikan makna lebih bagi karyawan, bahwa mereka bukan sekadar bekerja untuk PLN, tetapi berkontribusi pada cita-cita besar nasional.
b. Jenis-jenis Tujuan (Etzioni) dan Aplikasi di PLN:
Etzioni mengklasifikasikan tujuan organisasi menjadi tiga jenis. PLN memiliki ketiganya:
- Tujuan Ekonomis (Economic Goals): Ini adalah tujuan utama PLN untuk memproduksi barang/jasa bagi publik. Dalam kasus ini, aplikasinya adalah PLN bertujuan untuk memproduksi dan mendistribusikan listrik ("menyalurkan listrik hijau dari sumber EBT ke pusat demand") dan membangun infrastruktur ("pembangunan infrastruktur sebesar itu").
- Tujuan Kultural (Cultural Goals): Ini adalah tujuan untuk menciptakan atau melestarikan nilai. Aplikasi di PLN sangat jelas: "menjalankan transisi energi". PLN tidak hanya menjual listrik, tetapi bertujuan mengubah budaya energi Indonesia dari yang berbasis fosil menjadi berbasis "energi berkelanjutan" (EBT). Ini adalah penciptaan nilai baru (green economy).
- Tujuan Keteraturan (Order Goals): Ini adalah tujuan yang berkaitan dengan pengendalian perilaku. Sebagai BUMN vital, PLN memiliki tujuan untuk menjamin "ketahanan energi (energy security)" dan menyediakan "listrik yang andal". Ini adalah fungsi PLN dalam menjaga stabilitas dan keteraturan sosial-ekonomi nasional.
2. Strategi Organisasi PLN
a. Pengertian Strategi Secara Umum di PLN:
Secara umum, strategi adalah rencana jangka panjang yang komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk merespons tuntutan lingkungan.
Bagi PLN, strategi adalah cara atau rencana induk untuk mencapai tujuannya (swasembada energi, EBT 75 GW, pertumbuhan 8%) dengan mengerahkan seluruh sumber dayanya (keuangan, teknologi, SDM) untuk beradaptasi dengan tantangan lingkungan (target COP29, potensi EBT 13,8 TW, dan kebutuhan energi KEK baru).
b. Alasan Perbedaan Strategi dan Strategi PLN:
Strategi setiap organisasi berbeda-beda karena setiap organisasi memiliki tujuan, lingkungan, dan sumber daya yang unik.
- Strategi PLN (fokus pada infrastruktur EBT) berbeda dengan Bank Mandiri (fokus pada layanan digital) karena tujuan mereka berbeda (PLN: ketahanan energi; Mandiri: profitabilitas finansial).
- Lingkungan PLN sangat diatur oleh pemerintah (KESDM, visi Presiden) dan isu global (COP29), sedangkan lingkungan bank lebih diatur OJK dan kompetisi pasar.
- Sumber daya PLN adalah aset fisik (pembangkit, transmisi), sedangkan sumber daya bank adalah aset finansial dan data.
Strategi PLN (sesuai teks): Strategi utama PLN adalah "Pembangunan Infrastruktur Masif untuk Transisi Energi Berkelanjutan". Ini dijabarkan menjadi tiga pilar strategis:
1. Mengembangkan kapasitas EBT hingga 75 GW pada 2040.
2. Membangun "Green Enabling Transmission Line" (70.000 kms) untuk menyalurkan listrik EBT dari daerah terpencil ke pusat demand.
3. Menyiapkan teknologi "Smart Grid" untuk mengelola pasokan EBT yang bersifat intermittent (tidak stabil).
3. Perspektif Strategi di PLN
a. Aliran Perencanaan (The Planning School) di PLN:
- Penjelasan: Aliran ini (sesuai materi KB 3) memandang strategi sebagai proses yang sangat formal, analitis, sistematis, dan top-down. Strategi adalah hasil dari perencanaan yang rumit, penuh data, dan dibuat oleh para perencana (staf ahli/direksi) sebelum dieksekusi oleh bawahan.
- Contoh di PLN: Teks berita secara eksplisit menyebutkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). RUKN adalah contoh sempurna dari "Planning School". Ini adalah dokumen rencana formal, detail, dan jangka panjang (10 tahun) yang disusun secara sistematis oleh PLN bersama KESDM. Semua tindakan PLN harus mengacu pada rencana formal ini.
b. Aliran Entrepreneurial (The Entrepreneurial School) di PLN:
- Penjelasan: Aliran ini (sesuai materi KB 3) memandang strategi bukan sebagai rencana formal, tetapi sebagai visi dari seorang pemimpin (entrepreneur). Strategi lahir dari intuisi, keberanian mengambil risiko, dan visi jangka panjang pemimpin untuk menciptakan masa depan baru.
- Contoh di PLN: Meskipun PLN sangat birokratis (Planning School), visi Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yang diterjemahkan PLN adalah contoh "Entrepreneurial School". Visi untuk "swasembada energi berkelanjutan" atau keputusan untuk membangun infrastruktur di KEK Indonesia Timur (Sorong, Timika) sebelum demand-nya ada adalah langkah entrepreneurial. Ini bukan sekadar merespons pasar, tetapi menciptakan pasar baru dan mengambil risiko besar berdasarkan visi kepemimpinan.