Sesi 3 Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara
Salam sejahtera bagi kita semua. Semoga Saudara dalam keadaan sehat dan bahagia selalu. Bertemu kembali dalam sesi tuton ke-3 dalam materi Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara.
Pada sesi ke-3 ini Saudara akan mempelajari tentang Apa itu Dasar Negara? Serta Makna Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara.
Mohon kerjakan tugas dengan baik dan menerapkan nilai kejujuran. Selamat belajar dan sukses selalu!
Catatan: Ini adalah rangkuman materi Sesi 3 (Modul & Artikel BPIP) serta Jawaban Diskusi.
Untuk melihat daftar lengkap semua rangkuman modul (Sesi 1-8) dari mata kuliah ini dan mata kuliah lainnya, silakan kunjungi Halaman Indeks Utama.
→ Kunjungi Daftar Isi Lengkap di Sini
Rangkuman Materi Sesi 3: Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara
A. Konsep Dasar Negara
Dasar negara adalah fondasi bagi pembentukan dan penyelenggaraan negara. Secara etimologis, ia dikenal dengan istilah Philosophische Grondslag (dasar filsafat), Grundnorm (norma dasar), atau Staatsidee (cita negara). Dasar negara bersifat permanen dan menjadi sumber dari segala sumber hukum.
B. Sumber Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila menjadi dasar negara melalui empat pendekatan sumber utama:
- Sumber Yuridis: Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 (alinea IV) dan ditetapkan sebagai sumber hukum tertinggi (staatsfundamentalnorm) yang menjiwai seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia.
- Sumber Historis: Digali dari sidang BPUPKI (pidato Soekarno 1 Juni 1945), dirumuskan dalam Piagam Jakarta (22 Juni 1945), dan disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945.
- Sumber Sosiologis: Berakar dari nilai-nilai yang hidup di masyarakat (local wisdom) seperti gotong royong, toleransi beragama, dan musyawarah mufakat.
- Sumber Politis: Menjadi konsensus nasional dan etika politik yang mengatur perilaku penyelenggara negara agar sesuai dengan kepentingan rakyat.
C. Tantangan dan Dinamika
Sebagai dasar falsafah, Pancasila menghadapi tantangan dari ideologi lain seperti liberalisme/kapitalisme (yang menekankan kebebasan individu berlebih) dan komunisme (yang menekankan dominasi negara). Pancasila hadir sebagai jalan tengah yang menyeimbangkan hak individu dan kepentingan masyarakat (monodualis).
D. Wawasan Tambahan (Rangkuman Artikel BPIP)
Judul Artikel: Ideologi Pancasila di Era Milenial
Artikel ini menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya warisan masa lalu, tetapi ideologi terbuka yang relevan bagi generasi milenial. Poin kuncinya:
- Identitas Bangsa: Pancasila adalah jati diri yang membedakan Indonesia di kancah global.
- Penerapan Praktis: Di era milenial, Pancasila bisa diamalkan dengan cara sederhana: menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, mencintai produk lokal, menjaga toleransi di media sosial, dan berpartisipasi dalam pemilu.
- Ideologi Terbuka: Nilai dasarnya tetap, namun implementasinya dinamis mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan esensinya.
Diskusi Sesi 3
Menurut Anda, bagaimana Pancasila sebagai dasar falsafah negara yang sifatnya tetap dapat menjawab tantangan baru seperti intoleransi, polarisasi politik, dan disrupsi digital? Nilai Pancasila mana yang paling relevan bagi Anda saat ini, dan mengapa?
Pancasila: Fondasi Statis, Aplikasi Dinamis
Izin menanggapi diskusi. Pancasila memiliki sifat unik sebagai ideologi terbuka. Meskipun sebagai dasar falsafah negara nilainya tetap (statis), namun nilai instrumental dan praksisnya bersifat dinamis sehingga mampu beradaptasi menjawab tantangan zaman.
1. Menjawab Tantangan Baru
- Intoleransi & Polarisasi Politik: Pancasila menjawab ini melalui Sila ke-3 (Persatuan Indonesia) yang menempatkan kepentingan bangsa di atas golongan. Selain itu, Sila ke-4 mengajarkan Hikmat Kebijaksanaan, yang berarti demokrasi kita bukan sekadar "menang-menangan" suara (voting), melainkan musyawarah untuk mencari solusi terbaik, sehingga polarisasi bisa diredam.
- Disrupsi Digital (Hoax & Ujaran Kebencian): Pancasila menjawab melalui Sila ke-2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab). Di ruang digital, kita harus tetap menjadi manusia yang "beradab". Kebebasan berekspresi di internet tidak boleh melanggar hak orang lain atau menyebarkan fitnah.
2. Nilai Paling Relevan Saat Ini
Bagi saya pribadi, nilai yang paling relevan saat ini adalah Sila ke-3: Persatuan Indonesia.
Alasannya: Di era media sosial, algoritma seringkali mengotak-ngotakkan kita dalam echo chamber yang memicu perpecahan (kita vs mereka). Narasi kebencian sangat mudah menyebar. Oleh karena itu, kesadaran bahwa kita adalah satu bangsa (Persatuan) menjadi filter paling penting sebelum kita membagikan informasi atau bereaksi terhadap isu politik.
Referensi:
BMP MKWN4110 Pendidikan Pancasila Modul 3, Universitas Terbuka.
BPIP. (2022). Ideologi Pancasila di Era Milenial.